Jumat, 06 Maret 2015

Cerbung- Php Termanis 1



Pagi ini, taklupa selalu kuucapkan salam kepada kedua orangtuaku ketika akan berangkat sekolah. "Ma, Dela pergi duluya, assalamualaikum." ucapku pada mama seraya mencium tangannya yang mulai mengeriput dan tak halus lagi


"iya, hati hati ya,"


"iya ma."


"Yah, Dela pergi sekolah dulu, assalamualaikum" ucapku dan mencium tangan seorang ayah yang sangat kubanggakan ini


"iyaa.."






Kutelusuri gang rumahku dengan senyum ceria pagi ini. Seceria hatiku saat ini. Ya, aku memang sedang falling in love dengan Revan, anak yang cukup tenar dengan bakat main gitarnya itu, dan akupun tergila gila padanya. Dia lelaki yang romantis, tapi dia tidak terlalu humoris. Entah mengapa aku sampai bisa menyukainya. Yang aku tahu aku dan dia saat ini sedang pdkt.






Setiba aku sampai dikelasku, semua teman sedang ribut dan kebingungan. Aku heran, biasanya saat mereka begini pasti ada pr dari guru killer yang belum terselesaikan. "Eh ini ada apasih?" tanyaku pada Karin, sahabatku sejak dua tahun lalu."Coba deh lihat sendiri di mejamu" jawabnya sambil menunjuk meja depan yang memang tempat dudukku.






Setangkai bunga mawar kudapati dan sebuah kado kecil menyelip di balik bungkusan. Dari siapa sih ini? ketusku dalam hati. Segera kubuka bungkusan itu diantara kerumunan teman temanku yang sedang sangat penasaran. Dan ternyata, isinya adalah sebuah boneka teddy bear mini berwarna coklat muda dengan pose memegang hati berisi bacaan Love. Sontak aku terkejut. Begitupun dengan teman teman sekelasku. Mereka semua mulai memunculkan tanda tanya besar, dari siapa itu?






Kuperhatikan dengan seksama bunga itu, ternyata terselip kertas kecil. Segera kuambil dan kubaca surat itu






Untuk wanita yang paling aku kagumi


Dela,






Sengaja aku kirimin kamu bunga ini.


Kuharap kamu mau menemuiku di Cafe Choco jam 8 malam nanti.






Revan.





Ohmygod. Revan. Kenapa masih pagi seperti ini dia sudah membuatku nge-fly? pikirku. Detak jantungku semakin tak menentu. Kucoba untuk menahan malu di antara teman teman sekelasku yang sedang memerhatikanku dengan iri.


"Ciee Dela.. ehm ehm, kayaknya bentar lagi ada yang jadian nih. Guys, jangan lupa besok kita minta tuh jatahkita sama Dela" Jerit Angel, teman sekelasku.


"Ih, Angel apaan sih." ucapku dengan pipi memerah.














Jam beker kamarku menunjukkan pukul 19.01 . Hampir saja aku lupa kalau hariini aku ingin menjumpai Revan pukul Delapan. Segera aku berkemas dan menunjukkan penampilan terbaikku untuk Revan. Kukenakan make up yang takbiasa aku pakai sehari hari. Kugunakan juga dress warna soft pink dengan paduan heels 6cm berwarna coklat. Segera aku menunggu taksi yang sudah kupesan sebelumnya didepan rumah dan taklama taksi pun lewat.






Setibanya aku di Cafe Choco. Seorang gadis kecil menghampiriku, dan menyapaku.


"Hai kak.. Cantik banget kakak," pujinya


"Terimakasih.." ucapku malu


" Kakak yang namanya Dela ya?" tanyanya.


"Iya dik, memangnya ada apa?"


"Kata seseorang, kakak tunggu aja di meja sebelah sana." menunjuk meja paling sudut kiri.


"Oh iyadik. Emm.. makasihya" balasku


"Sama sama kak." jawabnya lalu pergi






Segera kuhampiri meja yang ditunjuk oleh gadis kecil tadi. Meja dengan lilin lilin kecil mungil serta setangkai mawar. dilapisi dengan kain meja bermotif abstrak dengan warna yang indah. Aku duduk manis di meja itu. Pelayan menghampiriku dan memberiku sebuah surat. Apa ini? tanyaku dalam hati. Langsung kubuka surat itu.






Dela, Kau nampak manis sekali malam ini.


Terimakasih sudah mau datang kesini.


Sekarang..


Menghadaplah tepat didepanmu ada sebuah tirai


Dan lihatlah.







Sontak aku langsung menghadap ke sebuah tirai merah yang dihiasi lampu.Saat tirai itu terbuka, Tiba tiba terdengar suara gitar dengan lagu Mine-dari Petra Sihombing. Dan yang menyanyikan lagu itu adalah Revan.


"Lagu ini kupersembahkan khusus untuk wanitaku yang sedang duduk disana. aku sangat menyayangi dan mencintainya" ucapnya sambil menunjukku. Semua orang bertepuk tangan dengan kerasnya.




Bersambung ke episode Php Termanis selanjutnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar